[Review Buku] Millennial Power, Buku Motivasi Deddy Corbuzier yang B Aja


Buku Deddy Corbuzier Millennial Power

Deddy Corbuzier baru saja merilis video baru di youtube channel miliknya. Di video kali ini Deddy memperkenalkan sebuah buku motivasi berjudul Millennial Power: Rahasia Milenial Kaya dan Mandiri.

Buku ini digarap Deddy bersama rekan bisnisnya, Erik Ten Have.  Uniknya, buku ini bisa kamu dapatkan secara gratis.

Serius?

Ets, sebentar dulu. Kenyataannya, yang dibagikan Deddy secara gratis bukan buku dalam bentuk fisik, tapi buku dalam bentuk digital alias e-book. Saya tahu Deddy sedang menjalankan aksi marketingnya dengan jitu. Dia mengatakan buku, padahal yang sebenarnya hanya berupa file dalam format PDF.

Kan sama-sama buku? Iya iya, saya tahu. Hal itu tidak usah didebatkan karena Deddy pun tidak sedang menipu penontonnya. Lagi-lagi, ini masalah marketing saja.

Deddy bisa saja mengatakan secara tegas bahwa dia membagikan ebook gratis. Tapi ia tidak mengatakan itu.

Ia tetap mempertahankan kata "buku" walaupun wujudnya bukan buku sebagainya buku yang kita kenal. Seperti buku yang bisa kita pegang, bisa kita raba, terbuat dari kertas, memiliki berat tertentu dan bisa di lempar kalau kita dendam dengan mantan.

Lagipula, buku dalam bentuk fisik kalau di cetak jatuhnya jadi mahal. Entah berapa duit yang harus dikeluarkan Deddy untuk dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan.

Duo om-om kaya raya dalam cover buku

Buku ini (atau lebih tepatnya ebook) seperti yang kalian lihat, di bagian covernya ada 2 orang sedang berpose saling bersebelahan. Menurut saya ini pose standar bapak-bapak banget.

Dalam cover buku ini, seperti biasanya Deddy Corbuzier bergaya dengan 'starter pack' om-om songong; dress code serba hitam, kacamata gelap serta tambahan ekpresi yang kata bang Pandji bilang "ekpresi orang baru nyium kentut".

Dan di sebelah kanannya ada Erik dengan senyum tiga jarinya. Saya tidak mau banyak komentar tentang dia karena sebetulnya saya tidak tahu dia siapa.

Apa saja yang ada buku ini ?

Di dalam buku motivasi ini, terdapat beberapa bab yang menjelaskan tentang pendidikan, karir dan bagaimana kita mencapai kesuksesan yang kita inginkan.

Ya, pada umumnya buku ini menjabarkan kesuksesan yang menjadi standar sukses yang diinginkan semua orang.

Beberapa publik figure yang "sukses" di bidangnya masing-masing ikut bercerita dan mengisi kata-kata mutiara. Tapi sayangnya Pandji tidak ikut berpartisipasi. Kenapa?

Entahlah, padahal Deddy dan Pandji itu dikenal sebagai teman dekat. Apa jangan-jangan, Deddy baper karena pernah di rosting Pandji?

Atau Deddy merasa Pandji tidak masuk kategori orang sukses karena jumlah penonton video youtube Deddy lebih banyak daripada jumlah penonton filmnya Pandji?

Strategi Marketing yang B Aja alias Biasa Aja

Saya ingat, ada iklan yang sering berseliweran di beranda Facebook saya. Iklan berupa seorang motivator bisnis online yang memberi tips-tips berwirausaha.

Saya lupa namanya siapa. Yang jelas, cara dia memotivasi tidak jauh berbeda dengan motivator2 bisnis lainnya. Dan yang si motivator ini lakukan selanjutnya, dia membagikan sebuah ebook gratis.

Ketika Deddy Corbuzier membagikan video barunya di youtube tentang buku gratis, saya langsung teringat sama si motivator tadi.

Saya berpikir, Deddy bersama rekannya Erik, sudah saya ramal setelah membagikan ebook gratis, mereka berdua akan membuat seminar atau kelas online.

Ini merupakan strategi menggaet calon customer yang sudah banyak dilakukan oleh motivator kebanyakan di indonesia.

Mereka menjual ilmu secara gratis, baik dalam bentuk ebook atau artikel. Kemudian untuk mendalami ilmu sukses ini lebih jauh, pembaca buku yang merupakan calon customer ini, diajak untuk mengikuti seminar atau kelas yang kemungkinan (kemungkinan loh ya) akan berbayar.

Ini bukan cara curang atau menipu. Tapi emang strategi marketingnya seperti itu. Bisa disebut ebook gratis itu bagian dari perkenalan atau katakanlah soft promotion.

Karena kalau mereka hanya jualan kelas bisnis tanpa ada satu konten yang menarik untuk dibahas, maka dipastikan kelasnya bakalan sepi.

Jadi ebook ini adalah konten yang dijadikan sebagai bridging, yang akhirnya akan bermuara pada ajakan untuk berpatisasi dalam kelas berbayar.

Ada bab yang kurang relevan untuk milenial

Sayangnya, ketika saya membaca buku ini. Ada lubang yang perlu dikoreksi. Ada bagian-bagian tulisan yang sangat tidak relevan. Contohnya di Bab 1, penulis menyabarkan sekolah itu tidak penting.

Lalu djabarkan kalau banyak pelajar bunuh diri karena stres dengan UN. Disebutkan UN adalah penentu kelulusan. Saya pikir, penulisnya lahir di generasi yang bukan milenial.

Karena dia mengangkat isu yang sudah ketinggalan zaman. Sudah lebih dari satu dekade ini, UN sudah tidak jadi standar kelulusan.

Kasus bunuh diri karena UN itu berita jadul yang sekarang sudah tidak pernah terjadi lagi. Saya tahu penulisnya berusaha menyampaikan pada pembaca untuk tidak menggantungkan kesuksesan pada nilai pelajaran.

Sayangnya, contoh kasus yang dia ambil malah tidak related dengan kondisi pendidikan sekolah saat ini.

Milenial seperti saya mungkin akan bingung karena bertahun-tahun lamanya, nilai UN sudah bukan lagi jadi ketakutan banyak pelajar indonesia.

Saya tidak mengatakan semua bab tidak relevan ya. Tapi terkhusus Bab 1 ini, mungkin si ghost writer-nya kurang teliti atau mungkin tidak mengikuti perkembangan pendidikan kita saat ini.

Sebagian besar isi buku sudah pernah di bahas tuntas di video Youtube Deddy

Sebagai subscribernya, saya mengikuti video-video Deddy yang berbau motive. Dan saya sangat ngeh kalau sebagian besar isi dari buku yang saya baca ini adalah konten yang sering dibahas Deddy di Youtube channel-nya.

Misalnya pembahasan tentang kuliah itu tidak penting, masa kecil Deddy yang tidak berprestasi di akademis dan masih banyak lagi.

Saya pribadi merasa agak membosankan bacanya. Saya tidak menemukan hal baru dari buku ini selain beda platform saja. Sebab isinya sebagian besar sudah sering saya dengar di youtube-nya Deddy.

Jadi, Selama membaca buku Millennial Power, jujur saya skip-skip beberapa bab yang dirasa sudah familiar isinya.

Buku ini juga banyak menceritakan kisah-kisah motivasi dari tokoh besar yang telah sukses. Tapi sekali lagi, ini terlihat biasa.

Sebab kisah sukses Mark Zukerberg, Steve Jobs atau JK Rowling sudah banyak saya dengar. Dan kisah-kisah tersebut sebetulnya di wikipedia pun ada. Jadi bab tentang kisah sukses ini saya skip juga.

Buku ini tidak terlalu saya rekomendasikan bagi kamu yang sudah agak overdosis dengan tips trik sukses yang standar. Karena bagi saya, sebagian besar yang ditulis dalam buku ini merupakan panduan sukses yang terlalu umum.

Tapi bagian kamu yang merasa hidupnya kurang motivasi dan sedang serius menekuni "passion", buku ini lumayan bisa jadi cemilan ringan yang bisa sedikit membantu kamu mengembalikan mood.

3 komentar:

  1. Terima Kasih Mas utk reviewnya. Akhirnya rasa penasaran saya akan isi buku ini terjawab sudah.

    BalasHapus
  2. Sama-sama mas, smoga dapat pencerahan :D

    BalasHapus
  3. list referensi buku yang the next level (yg bukan motivasi umum) dong

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.