Sajak | Rindu Membunuhmu

Rindu membunuhmu

Kepalamu sakit tersiksa
Wajahmu muram tak seperti biasanya
Kamu kira itu penyakit yang tak ada obatnya
Nyatanya rindu yang tak kunjung reda

Senyumnya masih tersimpan dalam ingatan
Suaranya masih terdengar dalam kenangan
Wajahnya masih terlintas dalam pikiran

Kamu pikir perpisahan tidak akan jadi beban
Padahal namanya masih sulit kamu lupakan
Dan canda tawa dalam obrolan ringan
Terpaksa hilang karena jarak memisahkan

Kecil harapan untuknya bisa kembali
Setidaknya untuk saat ini
Harapan itu terus kamu nanti
Sampai suatu saat kamu akan bertemu lagi

MengHayati,
Selasa, 13 Agustus.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.