Banyak Berhala di Zaman Modern

Dalam islam, berhala adalah benda atau makhluk hidup yang dipuja, disembah dan didewakan yang dianggap akan membawa pada kemusyrikan. Keberadaanya tentu perlu dimusnahkan. 

Kita mengenal simbol-simbol berbentuk patung, ukiran kayu atau dalam bentuk akseksoris gelang, kalung atau lukisan. Ada lagi yang lebih kuno seperti jimat atau prasasti. Semua itu bisa menjadi berhala bila kita mempercayai benda tersebut memiliki kekuatan magis. karena islam sendiri memadang hal tersebut sebagai bentuk mempersekutukan Allah.

Ketika ada patung yang dibangun, sebagian orang berburu ingin menghacurkan. Ada ukiran kayu berbentuk simbol-simbol zionis, satanis, atau lainnya. mereka geram karena ada sebagian muslim yang percaya bahwa simbol non-islam tersebut bisa merusak akidah seseorang.

Tapi kita lupa bahwa ketika berhala-berhala ini dihancurkan, diluluh lantahkan macam kota Hiroshima yang di bom nuklir, ada berhala-berhala baru yang muncul dalam bentuk lain. 

Kita kenal gadget, games, musik, film dan berbagai media hiburan yang bisa jadi menjadi wujud lain dari berhala di era modern. Sebab keberadaannya bisa mengalihkan akidah seseorang. Ada pula ‘berhala’ yang lebih besar wujudnya. Misalnya Mall, caffe, atau arena permainan. Dan yang jauh lebih pelik adalah berhala dalam bentuk harta atau uang.
berhala modern
image via muslimahactivity.wordpress.com
Walaupun semua itu tidak dijadikan sebagai benda keramat namun secara tidak langsung kita telah men-Tuhan-kan sebuah benda sebagai pusat kebahagiaan dan mulai sedikit demi sedikit mengabaikan tugas kita sebagai muslim, yaitu ibadah. 

‘berhala’ ini sebenarnya bukan berhala yang sesungguhnya. Tapi akan membawa pada ke mudharatan jika manusia menggunakannya berlebihan. Walaupun secara tidak sadar, menggiring pada yang mudharat itu tidak akan terasa. 

Maka dari itu, perlu ada kontrol dari diri sendiri dan wejangan dari sesama umat manusia agar berhala tersebut tidak menjadi berhala yang sesungguhnya dan mengubah manusia kembali pada zaman kebodohan. Selama ini sadar atu tidak berhala yang dianggap kuno dan hanya menjadi sejarah dalam buku-buku pelajaran di sekolah ternyata telah berenkarnasi. 

Mungkin itulah yang terjadi pada manusia masa lalu. Ada ketidaksadaran dan ketidaktahuan yang membuat mereka menganggap bahwa sumber kebahagiaan adalah dari benda-benda yang mereka buat. Maka dari itu diutuslah para nabi untuk meluruskan kembali sesuatu melenceng tersebut. Apa lantas semuanya selesai? Tidak. 

Manusia kembali pada pembangkangannya. Mereka semakin kreatif untuk mewujudkan benda-benda yang bisa dijadikan sebagai sumber kebahagiaan. Popularitas agama semakin tergeser karena keberadaanya cuma nyelip diantara rentetan kehidupan duniawi. 

Agama hanya menjadi kardus untuk membungkus benda-benda yang dianggap berhala gaya baru dan ritualnya menjadi budaya yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Bukan karena sakral, tapi menjaga nilai yang sudah terbangun selama bertahun tahun saja. Lebih dari itu hanya kosong belaka.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.