Banyak Bertanya, Tanda Kemalasan

Banyak bertanya tanda kemalasan
Meskipun teknologi semakin maju, arus informasi ada dimana-mana, dan platformnya beragam, tapi saya sadar itu tidak membuat orang-orang otomatis menjadi cerdas. Cerdas yang saya maksud adalah cerdas dalam hal memperoleh informasi.

Salah satu keluhan saya selama ini adalah kenapa banyak orang bertanya sesuatu pada saya, padahal informasi tersebut banyak tersedia di internet.

Oke kalau ada orang merasa informasi di internet itu tidak semuanya valid. Tapi saya rasa setiap orang punya kemampuan untuk bisa memilah dan memilih informasi mana yang menurut mereka bagus.

Semenjak awal saya mengenal internet, saya sudah mengerti bahwa internet itu seperti perpustakaan digital. Banyak informasi bisa kita dapatkan dengan mudah tanpa harus bersusah payah pergi ke perpustakan dan mencari buku tebal untuk mencari satu pertanyaan sederhana.

Bagi saya bertanya akan satu hal merupakan jalan terakhir di saat kita merasa tidak menemukan jalan keluarnya. Kalau ada informasi yang belum kita pahami atau kurang dimengerti, jangan terburu-buru ingin bertanya sebelum kita masih punya jalan lain untuk mencari informasi tersebut.

Memang ada yang mengatakan, takut bertanya sesat dijalan. Tapi kalau sedikit-sedikit bertanya pada orang lain, orang yang menjawabnya juga akan kerepotan sendiri. Atau bahkan mengabaikan pertanyaan kita karena dianggap malas untuk mencari informasinya terlebih dahulu.

Masih ada orang yang bertanya pada saya, bagaimana caranya membuat blog, bagaimana cara membuat desain template, bagaimana membuat ini-itu dan masih banyak lagi.

Saya tidak masalah dengan orang-orang yang menanyakan sesuatu pada saya. Selama saya tahu, saya akan menjawab semua pertanyaan yang bisa saya jawab.

Hanya saja saya heran, kenapa banyak orang menanyakan sesuatu yang jelas-jelas jawabannya ada di internet? Padahal segala macam informasi bisa di cari di google, youtube, dan media-media yang relevan.

Kalau rasa penasaran kita akan sesuatu tidak ada jawabannya di internet, maka barulah kita bisa bertanya pada orang yang berkompeten di bidangnya. Ini merupakan opsi terakhir. Bukan opsi pertama.

Dulu saya sering mepertanyakan hal-hal yang dianggap sepele. Tapi saya sadar, saya masih bisa berusaha mencari jawabannya sendiri sebelum benar-benar bertanya. Informasi yang kita cari memang tidak cukup hanya dari google, yotube atau semacamnya. Kita bisa cari segala macam pertanyaan yang ada dalam pikiran kita lewat membaca buku.

Rasa penasaran kita akan sesuatu sebetulnya bisa terjawab kalau memang kita mau mencari tahu. Kita harus meluangkan waktu dan berusaha sampai kebingungan kita tentang satu hal bisa terjawab.

Saya suka dengan kata-kata Raditya Dika yang mengatakan, "Gue gak pengen anak gue pinter, tapi gue pengen anak gue jadi orang yang penasaran." Menurutnya, kalau seseorang punya rasa penasaran yang tinggi, itu akan jadi pembuka jalan pada banyak hal.

Dari kata-kata Radit itu akhirnya membuat saya tahu alasan kenapa banyak orang serba bisa dan punya wawasan yang luas. Ada orang-orang yang bisa menghabiskan banyak waktunya untuk sekedar searching di google, buka berita, youtube, bahkan membaca banyak buku-buku 'berat'.

Mereka melakukan hal itu bukan sekedar cari hiburan, tapi mereka penasaran akan sesuatu dan sadar bahwa mereka bisa mencari tahu tanpa menggunakan jalan pintas dengan cara bertanya. Namun ketika informasi yang dicari tidak tersedia, barulah bertanya pada orang yang berkompeten jadi opsi terakhir yang bisa mereka lakukan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.