Usaha yang Mengkhianati Hasil

Usaha yang mengkhianati hasil

Beberapa tahun lalu saya menonton dokumentasi pembuatan sebuah film. Saya sangat mengapresiasi orang-orang yang bekerja keras didalamnya. Dalam sebuah wawancara, seorang produser, sutradara hingga beberapa aktor yang terlibat memberi tanggapan tentang film yang sedang mereka garap.

Selesai saya melihat behinde the scenes dari film tersebut, saya berharap filmnya akan bagus. Setidaknya secara teknis dan sinematografisnya bisa sesuai dengan ekspetasi saya.

Setelah saya tonton, jalan ceritanya memang unik dan menarik. Tapi kalau lihat angka penontonnya, sangat jauh dari bayangan saya. Saya yakin sutradara dan produsernya tidak berharap ini akan terjadi.

Mereka menargetkan filmnya menembus angka satu juta, tapi kenyataaannya sampai setengah juta pun tidak tercapai.

Padahal, kalau dilihat dari proses pengerjakannya, bagi saya kurang besar apalagi usaha yang mereka lakukan. Seluruh tim dalam produksi film tersebut sudah matang mempersiapkan ide cerita, script, hingga seluruh teknisnya. Tapi kalau hasilnya tidak memuaskan seperti itu ya mereka tidak bisa berbuat apa-apa juga.

Saya membayangkan betapa kecewanya orang-orang yang telah bekerja keras dalam pembuatan film ini. Ternyata kerja keras saja tidak cukup untuk mencapai target penonton yang diinginkan.

Dalam konteks lain, saya betul-betul merasakan apa yang film maker rasakan ketika filmnya kurang laku di pasaran. Saya pernah ada di posisi mati-matian mengerjakan sesuatu.

Saya pernah ikut proyek pembuatan buku antologi cerpen. Meskipun pembuatannya dikerjakan sangat serius, tapi penjualannya tidak bagus. Bahkan royaltinya sudah habis untuk menutupi biaya produksi.

Saya sering membuat tulisan, di kirim ke banyak media. Yang terjadi justru lebih banyak di tolak daripada yang berhasil di terbitkan. Padahal saya mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sering terjadi dimana saya harus mengerjakan tulisan sampai larut malam. Tapi hasilnya penolakan itu masih sering terjadi.

Kalau ditanya salahnya dimana, mungkin setiap orang bisa mengevaluasi letak kesalahannya sendiri. Saya tahu jam terbang saya dalam menulis waktu itu belum setinggi saat ini. Kegagalan demi kegagalan membuat saya berpikir bahwa usaha memang bisa mengkhianati hasil. Bukan saja berlaku pada dunia menulis, tapi pada banyak hal.

Dalam pendidikan, berbisnis atau berkarya, usaha sekeras apapun masih berpeluang untuk gagal. Ada banyak mahasiswa yang mengerjar IPK tinggi tapi hasilnya tidak tercapai. Salah satunya saya.

Orang tua saya berkali-kali gagal dalam berbisnis, padahal dulu sampai nekat resign dari pekerjaan sebelumnya. Padahal, kurang besar apalagi usaha beliau sampai-sampai saya saja melihatnya jadi prihatin.

Memang pada faktanya, usaha yang besar bukan jaminan untuk hasil yang memuaskan. Bagi saya, tidak perlu terlalu optimis kalau kerja keras kita selama ini akan terbayar setimpal dengan usahanya.

Tapi saya tidak bermaksud mematahkan semangat orang-orang yang sedang berusaha ya. Maksud saya, tidak perlu berekspetasi ingin mendapatkan hasil yang memuaskan hanya dengan usaha yang besar. Sebab usaha saja tidak cukup.

Setiap usaha yang kita kerjakan harus disertai dengan prinsip lain yang bisa menunjang usaha tersebut. Misalnya dengan punya prinsip sabar dan ikhlas.

Ketika kita sudah belajar dengan arti sabar dan iklas artinya setiap kegagalan yang kita rasakan tidak jadi beban yang berat. Kalau sudah punya prinsip tersebut, setiap rasa kecewa melanda, tidak akan membuat kita jatuh terpuruk. Justru hal itu akan membuat kita semakin semangat mengerjakan sesuatu yang lebih baik lagi.

Dalam berkarya misalnya, saya ingat kata-kata Pandji Pragiwaksono. Dia mengatakan, berkarya itu tidak akan langsung bagus. Tapi bukan berarti karena alasan tidak bagus, kita berhenti berkarya.

Kalau jelek ya tidak apa-apa. Jadikan itu sebagai gambaran untuk membuat yang lebih hebat lagi. Kalau masih jelek, ya buat lagi. Terus seperti itu sampai kita berhasil membuat sesuatu yang paling kita inginkan dan menciptakan karya yang disukai banyak orang.

Dalam banyak hal, saya percaya usaha itu selalu bisa mengkhianati hasil. Tapi bukan lantas membuat saya menyerah begitu saja. Peluang akan selalu ada di depan mata. Kesempatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan akan semakin besar jika seseorang terus belajar pada apa yang sudah pernah di usahakannya.

Hasil yang baik tidak akan datang di saat itu juga. Jadi bagi saya tidak perlu memikirkan apakah perjuangan atau usaha kita akan sesuai dengan ekspetasi atau tidak. Yang jauh lebih penting adalah pikirkan agar usaha itu sesuai dengan jalan yang kita tuju. Masalah hasil biarkan Tuhan yang menentukan.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.