#11 Dibalik Nulis: Kenapa Masih Membuat Tulisan di Blog Personal?


Dalam suatu seminar, penulis novel Tere Liye pernah bercerita tentang seseorang yang bisa bangkit dari putus asanya hanya karena terinspirasi dari sebuah tulisan di blog. Saya percaya bahwa cerita itu bukan  saja terjadi pada satu orang, tapi benar-benar dirasakan pada banyak pembaca blog.

Saya percaya tulisan pada sebuah blog dapat mengubah banyak hal. Sebab saya pun merasakan sendiri bagaimana tulisan dari para blogger bahkan bisa mengubah persepsi saya pada dunia.

Sekalipun isinya sangat sederhana, blog punya kekuatan dalam mempengaruhi pembaca. Ini yang kadang tidak disadari oleh penulisnya sendiri.

Sejak dulu saya sering merasa terinspirasi dengan tulisan dari teman-teman blogger. Mereka menulis tentang cerita kehidupannya, berbagi pengalamanan dan mencurahkan segala keluh kesahnya di blog personal mereka.

Ketika blog masih populer, saya bahkan "mengkoleksi" banyak sekali link blog. Blog-blog yang menarik saya bookmark dan tidak pernah saya lewatkan tulisannya. Kebanyakan blog yang saya bookmark merupakan blog personal yang isinya ringan.

Setiap blogger punya cara penulisan yang unik. Ada yang menulisnya dengan gaya tulisan diary. Ada yang menulis dengan gaya akademis, dan ada pula yang sambil berkomedi. Hingga pada saatnya blog menjadi tidak populer dan ditinggalkan banyak orang, saya masih menekuni hobi ini hingga sekarang.

Meski kebanyakan orang menganggap kejayaan blog telah lama punah seperti halnya eksistensi media cetak di negeri ini, saya malah baru melangkah selama beberapa tahun ini.

Saya mungkin termasuk orang yang terlambat memulai. Namun tidak ada yang terlambat dalam berbagi cerita pada pembaca.

Saya berpikir, saya pun bisa melakukan hal yang sama. Bisa menginspirasi banyak orang, atau setidaknya bisa memberi sesuatu dari hal-hal yang saya tulis dalam sebuah blog.

Kenapa harus di blog? Bukankah saat ini banyak platform yang lebih efektif menjangkau pembaca yang besar semacam UGC yang di garap Kompasiana?

Ini pertanyaan yang sebetulnya datang dari saya sendiri. Tetapi saya yakin, semua orang meng-iya-kan kalau menulis di internet sudah banyak platform-nya.

Tapi ada beberapa alasan yang membuat saya mempertahankan blog.

Pertama, blog masih relevan untuk dijadikan media untuk berbagi buah pemikiran. Saya sangat suka berbagi segala hal yang saya pikirkan, bebas tanpa embel-embel 'syarat dan ketentuan berlaku'.

Sebab, kalau kita nulis di platform milik orang lain atau sebuah perusahaan media, selalu saja ada persyaratan yang agak ribet. Kalau pun tidak ribet, pasti ada proses filter yang membatasi kepenulisan saya.

Kedua, Blog saya jadikan media untuk memperkenal diri saya kepada publik. Saya ingin orang yang mengenal isi kepala saya, bukan saja mengenal penampilan fisik saya.

Saya ingin orang tahu apa yang saya gelisahkan dan apa yang saya pikirkan diluar obolan tatap mata bersama teman-teman.

Karena, banyak pembicaraan atau diskusi yang tidak semuanya bisa tersampaikan hanya dalam tongkrongan saja. Oleh sebab itulah, tulisan merupakan wadah yang paling tepat untuk mengeluarkan semua uneg-uneg saya. 

Sebagai bonus, saya percaya ini akan jadi personal branding yang positif untuk mengenalkan diri saya ke semua orang, baik itu yang kenal saya secara langsung maupun mereka yang tidak pernah bertemu saya di kehidupan nyata.

Ketiga, dengan blog, sebetulnya saya menyasar pembaca dari search enginge seperti Google. Kalau saya menulis di media sosial, pembaca saya hanya terbatas di seputaran teman dan followers saja.

Menulis di blog akan memperluas market pembaca saya. Bahkan, terkadang tulisan yang saya buat di blog, saya post juga di semua akun media sosial. Jadi pembaca tulisan saya ada di dua market yang berbeda. Semakin luas market-nya, tentu pembacanya semakin banyak pula.

Saya tahu, blog bukan lagi platform kekinian. Lebih-lebih sedikit ketinggalan. Tetapi bagi saya tidak ada salahnya, meski marketnya kecil, tetap saja pembacanya masih ada kan?

Jujur agak risih ketika ada seorang podcaster mengatakan, "emang sekarang masih ada ya orang yang suka ngeblog?". Tapi ya, sangat memaklumi atas ketidaktahuannya itu.

Toh pada kenyataannya, eksistensi blogger-yang dalam hal ini blog personal- memang sudah lama mati. Orang-orang sekarang lebih mencintai media sosial dengan segala euforianya.

Harapan saya dalam menulis di blog sebetulnya sederhana: Hanya ingin menulis sebagaimana yang saya bisa tulis. Apa yang ingin saya tulis, ya akan saya tulis.

Sekalipun tidak ada yang peduli dengan tulisan yang saya buat, tetapi saya yakin diluar sana setidaknya ada satu orang yang kemudian punya pemikiran yang sama untuk memberi literasi dari tulisan sederhana.

Saya atau bahkan kita tidak pernah tahu siapa pembaca kita sebenarnya. Tapi kita percaya akan ada orang yang mendapat sesuatu yang berharga meskipun hanya membaca tulisan ringan di sebuah blog personal.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.