[Review Buku] “Komunikasi Krisis” Puspitasari, Memahami Permasalahan dalam Organisasi

buku komunikasi krisis puspitasari

Buku ini tidak hanya meruntut sebuah krisis yang terjadi dalam organisasi dari A sampai Z, tetapi berusaha untuk menelaah peristiwa yang konkrit dan nyata yang terjadi di dunia, yang kemudian bisa dijadikan pembelajaran bagi pembaca.

Setiap orang yang hidup dalam sebuah organisasi tidak akan terhindar dari krisis. Krisis disini dimaksudkan sebagai masalah, baik yang terjadi di internal maupun external organisasi. Tidak mudah bagi organisasi untuk keluar dari masa krisisnya. Sekalipun krisis tidak bisa dihindari tetapi pada hakekatnya selalu ada jalan keluar untuk menyelesaikannya. Untuk menghadapi krisis dan memahaminya lebih mendalam, Puspitasari dalam bukunya berjudul “Komunikasi Krisis” ini mengulas secara lengkap.

Dalam buku ini, krisis dibuka pada sebuah pemahaman bagaimana cara membedakan krisis yang perlu dihadapi serius dengan sesuatu yang dianggap non-krisis dimana metode menanganannnya berbeda. Krisis tidak perlu dilihat sebagai ketakutan yang berlebihan karena dalam kehidupan sehari-hari krisis dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. 

Hanya saja karena krisis akan selalu datang silih bergantian maka dari itu perlu ada kesiapan dan perencanaan dalam menghadapi krisis. Ada proses yang disebut pra-krisis dimana cara ini dilakukan untuk meminimalisir bencana krisis yang lebih besar. Setelah masuk ke fase pasca-krisis, organisasi perlu mengevaluasi diri dan mengambil pembelajaran agar krisis tidak terulang kembali. 

Dalam organisasi, penyelesaian krisis tidak bisa dilakukan secara mandiri. Puspitasari menjelaskan betapa pentingnya kerjasama dengan seluruh anggota yang terlibat dalam organisasi, baik karyawan, staf ahli, direktur sampai pimpinan perusahaan. Pihak diluar organisasipun perlu dilibatkan terutama pihak yang berkaitan dengan krisis, misalnya stake holder (pemangku kepentingan) maupun organisasi lain yang bisa membantu pemecahaan krisis. Dalam hal ini, Puspitasari banyak memberi contoh-contoh krisis yang terjadi berbagai belahan dunia seperti kasus tumpahan minyak dari kapall tangker di Alaska, kasus kebakaran pabrik Malden Mills dan kebakaran di Cole Hardwoods.

Kemudian, di era informasi yang pesat seperti sekarang, kedatangan media massa ikut andil dalam memperkeruh maupun menyelesaikan masalah. Media punya 2 fungsi yang berlawanan yang perannya dapat berimplikasi pada krisis yang terjadi dalam organisasi. 

Pertama, media dapat menjadi mediator untuk menyampaikan segala sesuatu yang ingin disampaikan organisasi kepada khalayak umum tentang terjadinya krisis maupun dampak yang bisa ditimbulkan pada anggota organisasi maupun masyarakat. Media membuka pintu keterbukaan bagi organisasi untuk ikut menyelesaikan krisis. 
Kedua, media juga dapat menjadi boomerang bagi organisasi karena beberapa hal. Misalnya ketika organisasi dalam hal ini sebuah perusahaan tekstil mengalami krisis besar berupa bencana kebakaran pada lokasi pabriknya. Maka media massa akan menyelidi kebakaran ini. 

Jika ternyata kebakaran disebabkan oleh kecerobohan perusahaan atau karyawan yang tidak taat pada SOP maka citra organisasi akan buruk di mata masyarakat. Disini jelas bahwa selain membantu organisasi, media massa juga bisa menjatuhkan karir organisasi itu sendiri. 

Buku ini bisa dibaca oleh siapa saja. Entah itu anda yang sedang berada dalam organisasi, mereka yang bergelut dalam politik praktis dan public relations. Buku membuka pikiran anda bahwa krisis merupakan hal yang wajar dana pasti terjadi. Permasalahannya hanya pada bagaimana anda menyelesaikan krisis itu dengan baik. 

+++

Judul: Komunikasi Krisis (Strategi Mengelola dan Memenangkan Citra di Mata Publik)
Penulis: Puspitasari
Penerbit: Libra; Jakarta
Penyunting: Nino Oktorino Eko Y.A. Fangohoy
Perancang Sampul: Hendry Kusumawijaya
Penata Letak: Mikhael Buhis
Cetakan: pertama, 2016
Tebal: 167 halaman

Tentang penulis: Puspitasari memperoleh pendidikan S1 hingga S3 di Universitas Indonesia, pada bidang Sosiologi (S1) dan Komunikasi (S2 dan S3). Ia menulis disertasi berjudul “kontestasi Pemaknaaan Pluralisme dalam Arena Sosial” (2012). Kini ia mengajar di Pascasarjana Pengkajian Ketahanan Nasional dan Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, STIK-PTIK. Untuk semester tertentu, ia juga mengajar di Universitas Multimedia Nusantara dan Universitas Pertahanan Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.