Semua Orang Punya Kecenderungan Mendua

potensi selingkuh
Menurut Hayati, setiap orang punya kecenderungan  atau potensi memiliki lebih dari satu pasangan dalam sebuah hubungan percintaan. Lantas hal itu di-amin-kan oleh Kanda sebagai cerminan yang nyata. Hadeeuhhhh~

Tak disangka, seorang teman yang bernama Hayati ini sering memberi petuah-petuah indah tentang percintaan. Namun petuahnya seringkali bikin jleb bahkan secara tidak sadar Kanda dengan polos mengangguk-anggukan kepala seolah memang setuju dengan semua ucapannya soal panah-panah asmara.

Yang paling diingat dan paling membekas bagi seorang Kanda adalah teori Hayati tentang hubungan sepasang kekasih yang selamanya tidak selalu baik. Ia mengatakan kalau orang yang berpacaran punya potensi “mendua” dengan yang lain. “Presentasenya bahkan sampai 90 persen, bung!” kata Hayati dengan berapi-api.

Lantas kenapa bisa begitu? Kenapa setiap orang selalu punya kecenderungan untuk memilih pasangan lebih dari satu?

Sambil menghembuskan asap rokok dari cerutu keramatnya, Hayati berkata, “Karena kita makhluk perasa.”

"Coba aku tanya padamu,” lanjutnya. “Pernahkah kamu menyukai lebih dari satu wanita?”

“Maksudmu?”

“Coba sebutkan wanita cantik yang ada di fakultasmu? Pasti ada lebih dari satu kan!?”

“Wah, ya jelaslah. Fakultasku banyak wanita cantiknya.”

“itu merupakan sebuah tanda-tanda mendua, ingat!” tegas Hayati.

Perkataannya sungguh menusuk ubun-ubun. Apa yang dikatakan Hayati bukan sekedar teori tapi merupakan refleksi lelaki kebanyakan. Salah satunya dari diri Kanda sendiri. 

Pria dan wanita sama-sama punya kencendrungan untuk mendua. Dan sudah dipastikan kecenderungan tersebut tidak pernah bisa disampaikan secara langsung pada pasangan sendiri karena dianggap tabu. Padahal dalam hati kecil setiap pasangan yang memiliki hubungan emosional, selalu ada perasaan ‘menyesal’. Dalam artian seperti pepatah lama 'rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari rumput pada sendiri'.

Mereka yang sudah menjalani hubungan yang lama, pasti merasa bahwa masa pendekatan adalah masa yang paling indah. Tapi ketika perasaan deg-deg serrr saat masa pendekatan itu sudah hilang dan mulai datangnya titik jenuh dalam sebuah hubungan, maka secara naluriah, seseorang akan merindukan masa-masa pendekatan itu. 

Masalah masa-masa indah itu hanya bisa didapat dari hubungan yang lain, bukan hubungan yang sekarang. Contohlah ada seorang wanita yang sudah punya pasangan. Sudah menjalani hubungan cukup lama. Rasa-rasa indah pada masa PDKT sudah hilang.

Namun suatu waktu ada pria lain yang memberikan suplemen keindahan masa PDKT. Apa wanita itu akan menolaknya? kemungkinannya sangat kecil. Ini terjadi juga pada kehidupan Kanda.

baca juga: Kurang-Kurangi Nonton Film Horror

Hayati juga menambahkan dalam penuturannya kala itu, di tengah terik matahari yang dingin, bahwa hanya ada 2 kemungkinan sebuah hubungan bisa mendekati kata ‘putus’. 

Kemungkinan pertama, kedua belah pihak sama-sama sudah menemukan kata BOSAN.

Wajar memang jika kita bosan. Bosan itu manusiawi. Setiap orang pasti pernah merasa bosan. Jika manusia tidak pernah merasa bosan, maka peradaban tidak akan jalan. Bahkan sekelas Awkarin, jika dia tidak pernah merasa bosan pasti sampai saat ini dia masih jadi murid teladan dan tidak menjadi wanita urakan seperti sekarang.

Kemungkinan kedua, salah satu pihak atau keduanya sama-sama sudah menemukan kenyamanan dengan pasangan lain. 

Bagi orang awam, kemungkinan kedua ini terlihat horror. Tapi pada kenyataannya semua orang mungkin pernah melakukannya atau paling tidak punya kecenderungan untuk melakukan hal itu. 

Namun (masih kata Hayati) kecendrungan itu bisa diminimalisir. Caranya, kita perlu memposisikan diri sebagai ‘korban’. Jangan lakukan sesuatu yang kita sendiri tidak mau merasakannya. secara Sederhana, jika kamu tidak ingin di-dua-kan maka kamu jangan men-dua-kan. 

“Jika kita ingin medua, tapi tidak ingin di duakan berarti kita yang egois.” kata Hayati lagi dan lagi. Akan tetapi, masalahnya siapa yang sanggup menerima tantangan ini. Ini adalah cobaan terberat dalam sebuah hubungan. 

“Ini memang berat, tapi jika kamu sanggup kamu akan mengalahkan Dilan,” Kata Hayati sambil meminum botol Aqua yang sudah kosong. 

Pada intinya seorang Kanda memang tidak etis jika dia harus berselingkuh. Lebih baik jujur pada pasangan. Jika bosan kemudian ingin putus. katakanlah ingin putus secara baik-baik. Tapi apakah fair jika putus hanya karena bosan? Jika masih tetap kekeh ingin punya dua pasangan maka itu artinya Kanda serakah. Padahal seharusnya Kanda memikirkan nasib jomblo yang tidak kebagian jatah, jangan mau ambil dua-duanya.

sumber foto: merdeka.com

2 komentar:

  1. Oh, benarkah ?.

    Padahal resikonya besar ya kalo demen menduakan ...
    Tapi kok ya pada suka duain pasangan sih ya 🤔 ?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.