Mengurusi Hidup Orang Lain

prosa


Seiring berjalannya waktu, kita mempertanyakan kemana jalan yang akan kita tuju. Hari-hari terasa begitu-begitu saja. Sedangkan kita tidak tahu akan dibawa kemana hidup ini.

Mungkin, sebagian dari kita akan mengikuti jalan hidup orang lain. Mengadaptasi bagaimana mereka menjalani kehidupannya. Tanpa sadar hal itu malah membuat kita tidak menjadi diri sediri. Kita hanya berusaha menjadi orang lain. Sekedar menyenangkan mereka.

Tapi kita lupa untuk menjalani hidup sesuai dengan apa yang kita mau. Tidak peduli apa yang dikatakan orang lain. Membahagiakan diri sendiri adalah yang utama.

Namun kita sadar bahwa seumur hidup, kita akan berdampingan dengan mereka. Kita akan saling berjumpa dengan orang-orang yang tidak suka dengan pilihan hidup yang kita pilih.

Memang menyakitkan ketika orang lain menghakimi jalan hidup yang kita mau. Namun sejauh mana mereka bisa ikut campur? Mereka hanya berkata-kata tapi tak bisa mengatur hidup kita.

Kemungkinan terburuk dari semua itu hanyalah cibiran mereka yang tidak ada ujungnya. Kita hanya punya dua pilihan. Mengikuti kata-kata mereka yang belum tentu baik atau memilih menutup telinga dan senantiasa hidup dalam bahagia versi kita.

Sampai kapanpun, selalu ada saja orang yang ingin mengendalikan hidup kita. Walaupun sebetulnya mereka tak punya hak atas hidup kita.

Namanya juga manusia. Bagian kecil dari kebahagiaannya adalah mengurusi jalan hidup orang lain. Atau jangan-jangan kita pun sudah jadi bagian dari mereka. Mungkin di mata orang lain kita sama-sama menyebalkannya seperti mereka.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.