Pria dalam Asmara

prosa


Mungkin karena stereotip yang salah, pria jadi punya andil yang berat sebelah dalam asmara. Kenyataannya pria cukup ringkih untuk memikul andil itu sendirian.

Sebagian wanita mungkin tak pernah tahu bagaimana kerja keras pria demi menarik seseorang yang diinginkannya. Mereka berusaha menyiapkan segala sesuatunya dengan rapih.

Namun pria menjadi sangat takut untuk mengenal dan bermain dengan asmaranya. Sebab tidak bisa memenuhi eskpetasi wanita yang ideal. Pria harus seperti ini, harus seperti itu. Pria harus punya ini, harus punya itu. 

Pia di tuntut serba lebih. Lebih mapan secara finansial, lebih gentle dalam menghadapi masalah, lebih sukses secara karir. Padahal tidak semua pria punya dan mampu mencapai kapasitas itu.

Dimata wanita, pria sering di tuduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas semua keputusan besar. Karena pria di identikan sebagai sosok yang superior, kuat dan tidak diperbolehkan terlihat lemah, cengeng dan menyedihkan. Padahal pria adalah manusia biasa yang sewaktu-waktu mentalnya bisa terpuruk juga.

Pria dan segala tuntutannya memang terlihat banyak berkorban. Entah darimana datangnya stereotip ini. Mungkin dogma, maskulinitas atau budaya partriaki ikut menyumbang ketidakadilan ini dalam asmara seorang pria.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.