Berkenalan dengan Rasa Sakit

prosa


Sedini mungkin, seseorang harus diperkenalkan dengan rasa sakitnya sendiri. Secepat yang kamu bisa, kamu mesti tahu bahwa dunia ini isinya bukan hanya keindahan saja.

Sejak kecil orang tua sengaja membiarkanmu terjatuh dari sepeda. Membiarkanmu tersungkur ke tanah saat kamu asik berlari-larian. Mereka menolongmu, tapi membiarkanmu sadar bahwa meski tubuhmu sakit, kamu masih kuat menghadapinya.

Menjelang remaja, rasa sakitmu lebih dari yang kamu bayangkan. Kamu bisa sakit karena pertemanan. Kamu bisa sakit karena egomu tak terbalaskan. 

Kamu bisa sakit karena tak tahan dengan kenyataan. Kamu bisa sakit karena nilai kebahagiaanmu lebih sedikit dibandingkan orang-orang.

Setelah dewasa, rasa sakitmu semakin beraneka ragam. Kamu mulai sadar akan sakitnya kehilangan, ditinggalkan, dikecewakan. Kamu menemukan banyak ketidakadilan. Kamu bahkan mempertanyakan, apa kamu berhak memikul rasa sakit ini sendirian? 

Setelah berulang kali sakit, kamu tahu sakit ini pasti ada obat penawarnya. Kamu mencoba cari sekuat tenaga. Namun tak ada obat yang mujarab selain waktu. Waktu yang akan menyembuhkannya. Dan kamu tahu waktu sangat lama untuk di tunggu. 

Tapi selama waktu berjalan, kamu temukan bahwa hidupmu jauh lebih baik dari sebelumnya. Itu karena dibalik sakitnya, ada pelajaran yang bisa kamu ambil hikmahnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.