Keluar dari Zona Nyaman di Pagi Hari

Zona nyaman di pagi hari

Katanya, hidup kita ditentukan dari hal-hal kecil, dan itu dimulai disaat kita bangun pagi.

Pagi tadi, saya menyadari bahwa jurnal harian saya di tahun 2020 sudah masuk hari ke 17 atau sama dengan 2 minggu lebih 3 hari. Terhitung sampai hari ini, artinya saya tidak melewatkan satu hari pun menulis jurnal harian.

Keliatannya sangat sepele. Memang kenyataannya sepele. Tapi bagi saya ini prestasi kecil karena sudah setahun lebih saya tidak pernah menulis jurnal lagi. Mungkin ini bisa disebut bagian dari resolusi saya di tahun 2020 yang sebetulnya tidak di rencanakan.

Berbeda dengan jurnal yang bertahun-tahun sering saya buat, jurnal kali lebih mengikuti konsep Morning Pages yang di gagas Julian Cameron.

Morning pages merupakan program menulis yang harus dilakukan setiap pagi. Lebih tepatnya sebelum beraktivitas. Program ini dipercaya bisa memicu konsentrasi, kreativitas dan produktivitas di samping tentunya bisa mengembangkan kemampuan menulis.

Ada beberapa artikel yang membahas secara rinci tentang morning pages ini. Kamu bisa cari di internet.

Yang ingin saya tekankan sebetulnya bukan saja mengajak pembaca mengikuti program ini. Namun saya baru sadar kalau hal yang membuat saya bisa mendisiplinkan sesuatu adalah karena berani mencoba ketidaknyamanan. Mungkin kita biasa menyebutnya sebagai.keluar dari zona nyaman.

Sebab untuk seseorang yang sudah bertahun-tahun rutin menulis seperti saya saja, rasa-rasanya masih berat dan banyak godaan dalam membuat morning pages. Kamu akan merasakan sendiri betapa malasnya ketika "dipaksa" menulis 2-3 halaman setiap hari disaat kamu belum beraktivitas.

Membuat jurnal harian semacam morning pages cukup memaksa diri saya untuk keluar dari zona nyaman karena saya harus menahan diri untuk tidak membuka ponsel setelah bangun tidur.

Hal ini saya lakukan untuk memenuhi syarat atau aturan main dalam membuat morning pages. Jadi kita dilarang beraktivitas dulu seperti halnya main ponsel terutama pada hal-hal yang bisa mengalihkan pikiran sebelum jurnal hariannya diselesaikan.

Katanya, kalau jurnal dibuat setelah kita beraktivitas, pikiran kita sudah bercampur dengan pikiran-pikiran lain sehingga menghambat pikiran baru yang masih fresh di pagi hari.

Akhirnya saya melarang diri saya membuka ponsel sebelum benar-benar menyelesaikan jurnal harian tersebut. Tapi saya sadar, tidak mengecek ponsel setelah bangun tidur itu rasanya aneh. Padahal setiap pagi pasti banyak bunyi notifikasi yang menggoda untuk dibuka.

Meski saya tahu tidak ada satupun notifikasi ucapan "selamat pagi" dan sekalipun yang muncul sebatas notifikasi dari aplikasi yang minta diperbarui, tapi tangan ini tetap gatal ingin membukanya.

Tapi yang paling membuat saya senang adalah saya berhasil membiasakan diri untuk tidak langsung mengecek ponsel setelah bangun tidur. Itu satu kemajuan kecil bagi saya.

Saya tahu, selain saya, diluar sana ada banyak orang yang berhasil melakukan ketidaknyamanannya di pagi hari. Misalnya, ada teman saya yang rela tidak tidur lagi selepas sholat shubuh demi rutin lari tiap pagi.

Dia punya target untuk mencapai tubuh ideal. Hal yang sama dilakukan oleh sodara saya. Motivasi karena ingin hidup sehat setelah mejalani berbagai pengobatan karena penyakit komplikasinya.

Seorang pedagang dekat rumah saya rela bangun sebelum adzan shubuh berkumandang demi menyiapkan adonan kue, gorengan, dan beberapa jajanan untuk dijual ke sekolah-sekolah.

Mereka meninggalkan kenikmatan tidur demi mencari rezeki. Tentunya dengan di dorong keinginan besar untuk membiayai segala macam kebutuhan keluarganya.

Saya meyakini bahwa mereka yang ingin mengubah sesuatu yang ada pada dirinya, entah itu tubuh, kesehatan, finansial, karir, dan lain-lain pasti harus berperang melawan zona nyaman. Mereka harus mengorbankan satu hal demi hal lain yang lebih berarti.

Sama seperti saya, kita dan kamu yang ingin mengubah hidupmu jauh lebih baik. Kamu harus mencoba sesuatu yang sering membuat kamu tidak nyaman, tapi kamu tahu itu baik bagi masa depanmu.

Bagi saya tidak perlu menunggu dan mengulur-ngulur waktu untuk melakukannya. Apapun yang kita ingin capai, kita bisa memulai di pagi hari, setiap hari. Sanggup? Bicara memang mudah, prakteknya memang susah. Tapi apa salahnya kalau tidak dicoba.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.