Sajak Dua Pekan #4

Sajak Dua Pekan

Kita

Kita tidak akan pernah bersama
Mungkin untuk selama-lamanya
Takdir tak memberikan jodohnya
Kesempatan tak menemukan takdirnya

Kita banyak bedanya
Kita terlahir hanya untuk sekedar menyapa
Saling tersenyum dan bertukar canda
Meski bentuk jempol kita sama
Meski ukuran sepatu kita tak jauh berbeda

Kita bukanlah semboyan pancasila
Bhineka tunggal ika
Berbeda-beda tapi tetap satu jua
Kita hanya dua orang yang sering bertegur sapa
Lalu saling melupakan atas alasan terpaksa

Kita tidak serupa
Kita hidup di kasta yang berbeda
Aku konglomerat kaya raya
Pemilik tambang emas di Papua
Sedangkan kamu cuma rakyat jelata
Jadi tolong ngaca ya

0 (nol)

Jika memang waktu tidak bisa di putar kembali
Mungkin ini saatnya kamu untuk pergi
Memulai semuanya dari awal lagi
Mengawali semuanya seorang diri
Tanpa bergantung pada orang yang kamu sayangi

Dimulai dari nol ya
Tak perlu bergantung dengan dia
Cukup kamu dan mimpimu saja
Tak perlu takut ataupun kecewa
Yakin saja Tuhan yang akan membuka jalannya

Tekadmu sudah besar
Usahamu tak kenal gentar
Hatimu selalu tegar
Kamu sudah mengambil keputusan yang benar

Jalanmu memang di halangi Badai
Tapi yakinlah Usahamu akan sampai
Titik nolmu sudah dimulai
Satu persatu mimpi itu akan kamu gapai

Namanya Sani

Gadis itu sedang sendiri
Di gedung paling tinggi
Lalu meloncat bunuh diri

Sani hampir mati
Bercak darah berceceran membasahi
Tubuhnya dibawa ambulan tadi pagi

Dia kalut dalam sepi
Menangis karena di khianati
Dia melepas kenangannya disini

Meninggalkan orang-orang yang dia cintai
Kuharap Tuhan beri dia kesempatan lagi
Untuk menjalani hidupnya lebih baik dari ini

Sendirian

Kamu bernafas seorang diri
Kamu makan tak ditemani
Kamu tidur dalam sepi
Kamu mandi tak di sabuni

Kamu berjalan sendirian
Di tengah keramaian
Di akhir bulan
Belum gajian
Dompetmu kesepian
Kamu pingsan
Perutmu teriak kesakitan

Kuliah

Kami kerjakan semua tugas,
meski sangat malas,
kami lakukan dengan keras,
agar kami tak mengulang kelas.

Meskipun itu tidak menjamin kami cerdas,
meski hafalan yang kami ingat mudah
kandas,
meski setelah ujian ingatan kembali lepas,
yang tersisa hanya ampas dalam bentuk
kertas.

Tapi setidaknya apa yang kami kerjakan
sudah sesuai kualitas,
walaupun kami harus memohon nilai
bagus dari dosen dengan wajah melas,
tapi tetap semangat kerjakan tugas guys.

Skripsi masih menunggu di depan mata
Kerjakan dengan serius sampai wisuda
Lulus dengan IPK yang bikin bangga
Setelah itu mari jadi pengangguran sama-sama.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.