Deddy Corbuzier dan Gesekan Islam Fundamental

Gus Miftah dan Deddy
Deddy Corbuzier (kanan-botak) dan guru spiritualnya Gus Miftah (kiri)
Beberapa hari yang lalu, Deddy Corbuzier memposting foto di instagramnya bersama Dewi Praswida, seorang mahasiswi asal semarang yang viral semenjak ia bertemu dan bersalaman dengan Pemimpin Gereja Katolik, Roma Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, Italia.

Beragam komentar muncul di postingan foto tersebut. Ada yang pro, ada yang kontra. Yang pro mengatakan kalau yang dilakukan Dewi adalah bentuk toleransi beragama, sedangkan yang kontra lebih fokus pada hukum berjabat tangan dengan yang bukan muhrimnya.

Saat di undang di program Hitam Putih, Dewi tidak terlalu mempermasalahan tentang pro dan kontranya. Dewi mengaku tidak ingin menjadikan momen ini sebagai masalah yang berkepanjangan.

Deddy sebagai mualaf, sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Dewi. Ini karena sejak awal, Deddy selalu menekankan toleransi dalam banyak hal bahkan sebelum dia masuk islam.

Justru bagi saya, satu alasan Deddy tertarik dan memeluk islam karena ada banyak nilai-nilai keislaman yang menginspirasinya. Itu tercermin dari sikap Deddy yang seringkali berkomunikasi dengan ustad atau mubaligh yang topik pembicaraannya selalu mengarah pada sikap-sikap toleransi.

Tidak aneh kalau guru spiritual yang memimbing Deddy sebagai mualaf bukan berasal dari kalangan fundamental, tapi dituntun oleh guru yang punya punya backgroud moderat.

Ketika ada kasus seorang wanita dan anjingnya masuk masjid, Deddy membuat video tanggapannya yang berhasil masuk trending Youtube. Di video tersebut lagi-lagi dia mengisyaratkan tentang toleransi. Tidak ada sikap yamh mengajak menghakimi bahkan pada agama yang sebelumnya dia anut.

Sedangkan disaat bersamaan, ada video trending lain yang perspektifnya berlawanan dengan Deddy, yaitu video tanggapan dari ustad mualaf, Felix Xiauw.

Sebaliknya, Felix lebih menekankan pada sebagian muslim yang dianggapnya "munafik", karena akibat kejadian ini, Felix mengatakan, orang-orang yang dia anggap liberal seakan berbodong-bondong mengutip hadist rosul. Padahal menurut Felix, mereka selalu mendiskreditkan pemahaman islam fundamental yang selama ini ia jalankan.

Deddy dan Felix punya penekanan yang berbeda soal satu kasus yang sama. Tidak menutup kemungkinan, di lain waktu, dalam kasus yang masih berhubungan dengan agama, kedua-duanya akan selalu punya perspektif yang berbeda pula.

Saya sendiri melihat kalau setelah menjadi mualaf, Deddy kemungkinan akan sedikit bermasalah dengan kalangan islam fundamental karena nilai keislaman Deddy untuk sekarang ini seperti seorang muslim abangan.

Ketika banyak muslim fundamental menyambut ke mualafan Deddy dengan suka cita bagai keluarga baru. Dilain sisi, ada sedikit kekhawatiran kalau Deddy suatu hari nanti akan bergesekan dengan mereka. Karena praktek islam yang dijalankan Deddy belum sedalam apa yang dilaksanakan para fundamentalis.

Deddy sedang menekuni agama islam lebih mendalam, tapi di satu sisi Deddy tidak meninggalkan sesuatu yang dianggap sangat bertetangan dengan kalangan islam 'garis keras'.

Misalnya, Deddy tetap bersikap apa adanya, tidak merubah cara dia berpakaian dan terbuka kalau dirinya memiliki seorang pacar. Padahal dalam islam sendiri, pacaran itu dianggap haram. Jadi jangan berharap Deddy bergamis dan bercelana cingkrang karena larangan pacaran saja ia langgar.

Pada akhirnya, ketakutan soal gesekan Deddy dengan islam fundamental akan terjadi karena masih ada sebagian nilai-nilai yang dijalankan Deddy tidak sesuai dengan kacamata fundamentalis. Deddy mungkin akan ditentang dan dianggap main-main. Atau bahkan di kafir-kafirkan seperti halnya para mubaligh atau ulama besar yang dianggap liberal. Wallahualam.

Foto: MSN.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.