Sajak | Orang Miskin


Kemiskinan adalah momok! Sebuah permasalahan kita bersama,
Dunia ini tersebar orang kelaparan, tak makan tak minum sudah jadi kebiasaan,
Gelapnya malam sudah menjadi kawan, suara nyamuk bertebaran sudah menjadi hiburan,
orang tua kami tak punya pekerjaan, karena kemampuan kalah oleh aplop titipan,
anak-anak tak bersekolah karena tingginya biaya pendidikan, sekolah kini hanya untuk orang mapan.

Kemiskinan adalah musuh bersama, orang-orang harus mencari cara untuk menghancurkannya
mencari jalan keluar untuk kepentingan anak cucu disana,
lihat! lihatlah sodara-sodara kami di afrika, segelas air putih saja mereka tak punya,
tanah tandus kering menjadi alas tidur mereka, langit luas dan hawa dingin menjadi selimutnya,
tidakkah kalian melihat daratan Somalia? Kongo sampai sudut-sudut kota kita?
anak-anak kurus kerontang jadi pemandangan buram di depan mata.

Mereka terlantar, mereka menangis, mereka merintih kesakitan,
mereka sudah mati lebih dulu sebelum kematian yang sebenarnya datang,
apa kalian buta? buta oleh keserakahan kalian, buta melihat permasalahan yang ada di depan mata.

Buta melihat rumah gubug yang kumuh tak layak huni,
hampir setiap hari awan gelap, langit mendung, dan suara petir saling bersautan kanan-kiri,
bertanda hujan sudah menanti, sudah pasti genteng bocor membasahi baju-baju lusuh ini,
perabotan mewah tak kami miliki, jangankan untuk membeli, sesuap nasi saja harus dicari setengah mati,
rintik hujan ini terus turun tak kenal berhenti, seakan ikut menangisi hidup kami yang menyedihkan ini.

Jika disini kalian bisa nyaman berobat, disana banyak anak-anak hidup melarat,
betapa susahnya menjadi sehat, pergi ke rumah sakit saja banyak syarat,
tolong! Tolong! Tolong kami, penyakit ini sudah menjadi karat, akibat harga obat yang jahat,
tidak pantaskah kami hidup sehat!? Apa semua fasilitas disini hanya untuk para konglomerat!?

Jika disini kalian bisa tertawa, bersuka ria, disana banyak potret tatap derita,
bangun! Bangun wahai pemuda! Lihatlah ke pelosok dunia! Kemiskinan mencekik meraja lela!
apakah kalian hanya berdiam diri saja? Lebih suka selfie daripada meratapi hidup kami yang menderita,
lebih suka nongkrong daripada menolong sesama,
lebih asik hura-hura daripada memberi selembar rupiah saja,
lebih seru berpesta daripada memberi bantuan tenaga,
Lebih syiapp berjudi daripada menjadi relawan bertaruh nyawa.

Lantas, dimanakah organisasi dunia!? Dimana tanggung jawab mereka!?
kemana negara yang telah berjanji peduli? tetap satu membantu, bergerak bersama-sama,
terkadang mereka memang telihat baik, sering memberi, menunjukan simpati, mengasihi,
tapi diam-diam mengeruk kekayaan kami, mereka bersembunyi dibalik topeng baik hati.

Mereka ambil sumber emas di tanah kami yang subur, dengan dalih kami bisa menjadi lebih makmur,
mereka menyedot ratusan juta minyak bumi tanpa ampun, dengan alasan kami tak akan lagi melamun,
mereka bilang, ini demi kesejahteraan, untuk memperluas lapangan pekerjaan yang tak seberapa dengan nilai kerugian,
dan lihat! Sekarang kami tak punya apa-apa! mereka rebut seluruh kekayaan,
sedangkan kami hanya bisa melihat dengan mata sayu, meratapi barang dagangan yang tak laku-laku.

Dengar! Dengarlah! Kali ini jangan berpura-pura! Dusta itu tak lagi bisa mereka sembunyikan,
lembaga internasional cuma dijadikan alat kekuasaan! Tak usah mengelak! 
Yang mereka lakukan,hanya menghegemoni negara berkembang, tak pernah terbesit rasa kasih sayang,
hegemoni tetaplah hegemoni! Jangan menipu dengan banyak alasan!

Cepat! Cepat keluarlah sekarang! Kami sudah tidak bisa dibohongi, dasar konglomerat tak tahu diri! tunjukan wajah aslimu! Perlihatkanlah aksimu tanpa ragu,
bergeraklah membantu tanpa ambigu, bukan bersembunyi bagai udang dibalik batu,
sudah! sudah! Sudah cukup kami semua sudah tahu! tahu semua akal busukmu,
tak perlu berlindung menggunakan senjata kekuasaan untuk mengganggu,
kami tahu! kami tahu mereka tak segan membantu, mengurusi permasalahan kemiskinan ini tanpa ragu,

Tapi apa!? apa yang mereka rebut selama ini tak sebanding dengan apa yang kami dapatkan,
kekayaan alam terus-menerus disimpan, dalam belenggu keserakahan,
Lantas, dimana letak keadilan? Suara yang selama ini lantang mereka dengungkan!? Di pertontonkan dalam pernyataan yang jantan!
Mulai hari ini, kepalkan tangan dan dongakkan kepala kalian ! sudah saatnya keadilan tidak mati oleh kekuasaan!

foto: detik.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.