Sekali-kali, Apatis pada Politik Itu Perlu

apatis pada politik
via syafiul25.blogspot.co.id
Bagi orang yang selama ini mengikuti pemberitaan yang berhubungan langsung dengan pemerintahan, baik itu dari media massa maupun media sosial, pasti kita merasa ngeh dengan permasalahan politik saat ini. Banyak sekali kegaduhan, katakanlah kekacauan. Pihak A menuduh pihak B sebagai sumber permasalahan. Sebaliknya, pihak B menuduh pihak A sebagai provokator permalalahan. Semuanya terbagi pada dua kubu. Tak ayal pemberitaan tentang panasnya kondisi politik selalu laku dipasaran bagai kacang goreng. Bandingkan dengan berita atau artikel tentang memasak daging buaya darat, tips mengukir alis dibawah ketiak, atau tutorial memasang penitih didalam selimut. pasti jumlah like, komentar dan share-nya tak akan sebanyak berita atau artikel tentang kondisi politik sekarang.

Ada orang yang merasa jadi pahlawan, membuat status, twit atau komentar yang mendukung pihak A, tapi di pihak B dia dicaci maki. Begitu juga sebaliknya. Semuanya nampak rumit. Daripada pusing memikirkan itu semua, sekali-kali ada baiknya kita berhenti sejenak. Berhenti membaca berita berita politik, berhenti me-like, membuat status, berkomentar tentang kondisi politik saat ini.

Kenapa? Karena protes kita, teriakan kita, cacian kita terhadap apa yang kita benci entah itu tokoh politik yang bersebrangan dengan kita, kasus-kasus yang menurut kita tidak ada habisnya itu malah akan membuat pikiran kita terus terusan terkuras. Padahal banyak hal yang lebih produktif dan bermanfaat yang bisa kita lakukan daripada membalasi setiap komentar. Bila ada yang berbeda pandangan sedikit dengan kita, mau tidak mau kita harus ‘melawan’ argumennya, kadang rasa kesal pun ada, kadang segala kata-kata kasar dan binarang ingin rasanya keluar dari mulut. Daripada membalasi komentar orang yang berbeda pandangan dengan kita, lebih baik bantu mamah menimba air di sumur sebab air sudekat, bantu papah cuci kuda liar, bantu kakak-adik cuci piring, dan bantu tetangga bikin anak *eh (yang terakhir itu abaikan).

Sudah jelas, dimanapun posisi kita. Entah itu berada di posisi yang benar atau tidak, entah kita merasa sedang membela pihak yang benar atau tidak, kita tak bisa berbuat apa apa untuk mempengaruhi segala permasalahan yang ada. Kita hanya bisa berkomentar, membalas komentar pada akun yang tidak sepaham dengan kita, lalu apa yang bisa dilakukan lagi? Menyebarkan kebaikan? Menyebarkan kebenaran? Bisa jadi. Tapi akan jadi percuma karena akan selalu ada pihak yang bersebrangan yang malah menambah lagi debat-debat yang baru.

Sekali kali kita harus menyegarkan diri, mengindari beban yang selama ini (katakanlah) bukan urusan kita. Mereka yang bersalah tak akan mempengaruhi kehidupan kita. Kehidupan kita masih berjalan sebagaimana mestinya. Biarkan ‘tangan tuhan’ yang menyelesaikan segala permasalahan tersebut.

Sekali-kali apatis pada kondisi politik itu perlu. Ya, sekali-kali saja. Jangan sering. Jangan berlebihan. sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. kecuali berlebihan uang.


gula rasa garam, 24 Januari 2017


Diberdayakan oleh Blogger.