Manusia Minoritas

Minority via oiltonpantherpress.com
Manusia minoritas. punya keinginan. keinginan untuk sama dengan orang lain, dalam banyak hal. Menyamakan ratakan derajat, atau paling tidak bisa mendapatkan sebagian besar yang mereka miliki. 

Dia tidak bisa mengikuti semua hal--yang dengan mudah-- mereka lakukan. Semudah seperti membalikan telapak tangan. Memang, setiap orang diberi porsinya masing-masing. Tetapi untuk menganggap bahwa semua ini adalah bagian dari rencana diri-Nya itu sulit. Butuh penantian panjang untuk berlapang dada.

Dia, jangankan mencuri start. Terkadang tertinggal puluhan meter jauh dari mereka sudah jadi makanan sehari-hari. Langkah yang menurut mereka mudah seringkali menjadi sulit. Tak perlu lah membanding-bandingkan. Dia sudah tahu diri.

Dia terkadang menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan keadaan. Menyalahkan orang-orang yang menyalahkan dirinya. Dalam keputus-asaan, Terkadang dia pun menyalahkan diri-Nya.

Sejujurnya ini adalah kondisi dibuat-buat. Manusia minoritas hanyalah sebuah nama untuk sebuah perbedaan yang menurutnya mencolok. Padahal setiap orang hakekatnya punya sisi minoritas. Sisi yang membuat setiap individu memiliki perasaan berbeda dengan yang lain. Hanya saja kesalahan di masa lalu membuatnya merasa tertinggal jauh. Tertinggal jauh oleh penyesalahan yang berlarut-larut.


17 November 2015

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.