Jangan mau bergaul dengan penjual parfum



ada pribahasa yang mengatakan, bergaulah dengan penjual parfum, maka kamu akan kecipratan wanginya. pribahasa tersebut mengajarkan kita tentang pergaulan kita sehari hari. bila kita bergaul dengan tukang mabok, walaupun kita tak ikut mabok, dihadapan orang lain kita tetap disangka tukang mabom. atau bila kita bergaul dengan perampok, wlaupun kita tidak ikut merapok tapi orang lain akan mengira kita rampok. nh itu isi dari pribahasa teesebut.

tapi bgaimana bila situasi dari pribahasa teesebut terjadi dalam kehidupan sehari hari?
ya, contoh kecilnya pernah saya alami.

Merasa tertipu.

Itulah perasaan yang ketika secara tak sengaja membeli parfum dari seorang penjual parfum yang tiba-tiba “menodong” saya di pinggir jalan.

Jadi ceritanya, setelah saya bertemu dengan teman alumni SD  secara tak sengaja di sebuah toko. Saya berbasa-basi sebentar dengannya lalu cuss pergi menghindari percakapan karena saya tahu bernostalgia dengan teman alumni yang 4 tahun tidak ketemu hasilnya akan menjadi obrolan yang memakan waktu berjam-jam. 

Singkat cerita, setelah menghindar saya segera menyebrang jalan. beberapa langkah setelah saya menyebrang--didepan sebuah bank. Datang seorang pria bertubuh agak gembal, memakai ransel selempang. Ia membawa sebuah benda berwarna merah muda yang disebut parfum (masih dalam kemasan). Dengan gaya seorang Marketing handal ia menghampiri saya dengan ramah.
Seller: boleh minta waktunya sebentar? Saya mau kasih informasi, nanti sore di asiaplaza akan ada promosi dari kami parfum esplan*de ya.  Boleh dicoba, ini parfum bagus. Nggak bikin kuning ya *tiba2 menyeprotkan parfumnya ke badan saya*. Biasanya kan parfum itu kalau di pakaian putih bisa bikin kuning ya, tapi parfum ini nggak. 

Saya: *sambi nyium parfumnya* ini kayak parfum cewe mas.

Seller: iya, tapi ini juga bisa buat cowo juga. Parfum ini didesain buat siapa saja. Jadi cewe cowo bisa pake.

(tapi emangnya  ada? Parfum kemasan botol cantik, berwarna pink, bergambar bunga-bunga, tapi katanya pantes dipake sama cowo) 

what? Are you kidding me? Kalau memang bisa dipake buat semua jenis kelamin (termasuk cowo) tapi kenapa kemasan botolnya dibuat girly? Kenapa tidak dibuat netral aja kemasannya?
Sang penjual mulai keliatan bohong.

Seller:  *memperlihatkan daftar selembaran semacam brosur* nah ini kami sedang mengadakan promosi besar-besaran. Adek bisa liat, harga awalnya itu 129.000. Tapi khusus buat kamu yang kebetulan beruntung ketemu saya hari ini, Kamu cukup membayar 29.000 saja. Murah kan?

Saya: iya-iya *ngangguk ngangguk merasa menjadi orang paling beruntung sedunia*

Seller: kamu bisa beli parfum ini seharga 29.000 saja dengan satu syarat. Syaratnya kamu harus menjawab pertanyaan dari saya. Siap ya.. Pertanyaannya, kamu kalau beli parfum, lihat harganya dulu atau kualitas dulu?

Saya: kualitasnya. 

Seller: wah benar. Selamat kamu punya kesempatan beli parfum ini dengan harga 29.000 ribu aja. *sambil ngajak bersalaman*

(tapi dalem hati, saya mikir kalau pun saya menjawab , lebih melihat harganya daripada kualitasnya, seller itu pasti mengatakan hal yang sama. Pea -_-)

Seller: *memberikan parfumnya ke saya* nih parfumnya. Kamu mau bayar sekarang? Atau mau nunggu teman saya dulu? Soalnya nanti bayarnya ke teman saya yah.
(oke. Sebentar2. perasaan saya gak pernah  ngomong kalau saya mau beli parfum ini? Kok tiba-tiba dia nyuruh saya bayar? Penjual sialan!)

Seller: atau mau bayar ke saya aja langsung? Bisa kok. Nanti uangnya saya kasihin ini ke teman saya.

Saya: *wajah bingung*

(saya memang bingung. Penjual parfum ini benar-benar telah menjebak saya. Saya awalnya ingin mengatakan tidak mau beli. Tapi sepertinya kurang sopan kalau saya ngomong begitu. Lalu, setelah berpikir panjang, akhirnya saya memutuskan untuk membeli tawaran langka ini)

Saya: *mengeluarkan uang sebesar 30.000*
(dalam hati, merasa senang karena  merasa cukup beruntung karena katanya harga asli parfum ini cukup mahal.)

Seller: maaf gak ada seribuan *wajah sok polos*

Saya: oh iya ga papa. Udah jadi 30 ribu aja. Gapapa. 

Seller: oke makasih ya. Eh, nanti kalau ada temen kamu yang bilang harganya berapa. Jangan bilang harganya segitu ya. Bilang aja harganya 129.00 ya.

Saya: iyaa..
*
Beberapa jam kemudian, saya browsing di internet tentang parfum ini. Setelah melihat-lihat di beberapa blog ternyata parfum ini sebenarnya parfum lusin-nan yang harganya asli ecerannya adalah 25.000.
Dan saya pun tertipu.
*
*
*
Ketika ada yang pribahasa yang mengatakan, bergaul lah dengan penjual parfum, maka aka kecipratan wanginya. Tapi bila saya bergaul dengan penjual parfum seperti barusan, kayaknya saya akan kena tipu lagi. cuma satu hal yang mau saya katakan sama penjual parfumnya: “tehnik marketing anda cukup keren untuk seorang penjual parfum keliling. Hahaha^^
@DaffaArdhan,  23 Maret 2015

1 komentar:

  1. Great Article it its really informative and innovative keep us posted with new updates. its was really valuable. thanks a lot. nouveau parfum femme

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.