Setelah uforia bulan ramadhan dengan segala tetek bengeknya lalu menyambut lebaran dengan suka cita, mudik atau pulang kampung jadi ritual wajib bagi sebagian besar masyarakat indonesia.

Sama seperti yang lainnya, saya pun ikut merayakan tradisi mudik. Walaupun sebenarnya kurang tepat kalau dikatakan mudik karena keluarga saya lahir disini, besar disini, sekolah disini, dan cari uang disini (disini=tasikmalaya).

Hanya saja keluarga besar dari orang tua saya kebanyakan tinggal di Sukabumi, jadi musim lebaran ini kami berkunjung kesana bertemu sanak sodara.

saya teringat dengan salah satu teman saya yang setiap tahun di masa lebaran ini selalu pergi ke Jakarta. Alasannya, "saya mau pulang kampung".

karena kota kelahirannya memang di Jakarta. Tapi saya katakan kalau definisi 'pulang kampung' yang ia katakan kayaknya kurang tepat.

Istilah 'pulang kampung' yang saya tahu itu adalah para pendatang di kota besar macam jakarta yang mengadu nasib disana untuk kemudian pulang ke kampung halaman mereka di masa lebaran.

Lalu dengan kasus teman saya yang berkata 'mau pulang kampung ke jakarta' rasanya kurang tepat. Bukannya Jakarta itu ibukota? Sejak kapan Jakarta mendapat title 'kampung'?

Kayaknya Akan lebih tepat kalau teman saya itu berkata, "saya mau pulang kota".

Agree?

Ya. Secara logika itu adalah sebuah lelucon. Tapi sebenarnya surat ini dari anjing ini memang terlihat janggal:

Jadi ibunya yang bernama Mary westbrook mungkin tidak tega dengan anaknya yang sedih karena anjingnya mati. Lalu demi menghibur anaknya, ia mengajak Luke, anaknya untuk menulis surat untuk anjingnya yang katanya ada di surga itu. Kemudian menyimpannya di kotak pos.

Tapi tentu saja si ibu tahu bahwa yang ia lakukan bukan hal serius. Setelah menyimpan suratnya di kotak pos, ibu itu diam diam mengambil surat itu lagi karena takut keburu diambil sama tukang posnya.

Tapi suatu hari surat yang anaknya simpan di kotak pos itu lupa ia ambil. Ketika ia cepat cepat memeriksa kotak suratnya, surat untuk anjingnya itu sudah tidak ada. Ia berpikir kalau surat itu sudah dibawa oleh tukang pos.

Si ibu takut kalau ada seseorang yang membacanya kemudian mentertawakannya karena telah membuat surat untuk seekor anjing dan beralamat di surga.

Kemudian suatu hari si ibu mendapat kiriman surat balasan atas nama anjingnya, Moe. Ia kaget. Apa surat balasan ini benar benar dari anjinya yang mati?

Tapi dari perkataan si ibu, dia tentu tahu kalau yang menulis surat itu pasti bukanlah Moe, anjingnya yang sudah mati.

Ya, kalah dilihat-lihat memang ada seseorang yang sengaja membalas surat itu kepada mereka.

Kira kira siapa ya?