Hal yang Tidak Diperlihatkan di Instagram

Instagram Daffa Ardhan
Instagram @Daffa.Ardhan jangan di blokir ya!
Saya merasakan betul kalau apa yang saya share di instagram tidaklah sama dengan yang terjadi di kenyatan. 

Saya pernah berbagi story di instagram sedang berada diluar kota. Anggaplah liburan. Lalu ada seorang teman menganggap saya sangat menikmati "liburan" tersebut.

Padahal, sebenarnya saya tidak begitu menikmatinya. Selama perjalanan, ada banyak kendala dari macet sampai kepanasan  Ada drama miskomunikasi, ribut, saling meyalahkan.  Hanya saja untuk beberapa kegiatan, saya memang happy.

Tapi saya sangat menyadari banyak masalah dalam perjalanan yang jauh dari kata 'senang-senang'. Sedangkan yang saya share di instagram hanya part yang indah-indahnya saja. Yang jelek-jeleknya tentu tidak saya share.

Sejak dulu saya sadar kalau instagram itu tidak sehat. Makannya saya pernah berhenti buka instagram selama beberapa bulan dengan tujuan untuk mengembalikan kewarasan saya yang hampir meledak. 

Walaupun akhirnya saya kembali main instagram karena tidak kuat ingin pansos. Btw, pansos adalah jalan ninjaku.

Ada banyak hal-hal yang dibagi ke instagram tidak sesuai dengan real life-nya. Terkadang orang lain berpikir hal yang 'tidak-tidak' tentang kita sehingga jadinya malah muncul mispersepsi.

Sebuah foto yang di upload di intagram bisa ditanggapi dengan berbeda di tiap orang.

Contoh yang paling ekstrim yang bisa saya contohnya adalah ada seorang youtuber, sebutlah namanya Wisnu. Dalam curhatannya ia mengaku pernah merasa depresi hingga punya niatan bunuh diri. 

Tapi di instagram (seperti yang saya sering lihat di stories-nya) hanya berisi Wisnu sedang mengekspor ke-eksisannya bersama teman-temannya.

Masalahnya, siapa yang tahu kalau dibalik ketenarannya di instagram, sebenarnya Wisnu menyimpan depresi yang sangat mendalam?

Dilain cerita, ada seorang teman saya yang sedang bucin-bucinnya. Sering uplod foto bedua dengan pasangan barunya. Pamer lagi nge-date, dinner berdua. 

Sebetulnya Tidak ada yang salah dengan si bucin. Ya, hanya jomblo akut seperti saya saja yang boleh bully si bucin. 

Tapi yang miris sekaligus sedih, beberapa kali ia terlihat "bertengkar" dengan pasangannya. Dan itu yang tidak pernah di ekspos di instagram.

Ya masa orang lagi berantem sama pasagannya di rekam sih Bahrudinn?

Iya sih.

Tapi sekali lagi, maksudnya itu bisa jadi perumpaan untuk menegaskan bahwa instagram merupakan wadah bagi semua orang untuk pencitraan. 

Kalau kamu ingin dilihat sebagai orang yang hidupnya seperti tanpa masalah, tinggal sering-sering update postingan paling heboh dan sumpringah saja. 

Kalau kamu ingin dilihat sebagai orang yang banyak uang, kekinian, tinggal sering-sering update foto jalan-jalan, OOTD dengan gaya fashionable ditambah pose candid ala-ala. 

Kalau kamu ingin dilihat sebagai pasangan paling bahagia dan mesra, tinggal sering-sering update foto berdua sama doi-nya plus pasang emot dan caption romantis.

Kalau kamu ingin dilihat sebagai orang  sok-asik, sok-bijak, sok pintar seperti saya, tinggal sering-sering share postingan receh, kata-kata mutiara atau soal-soal matematika beserta jawabannya. 

Simpel kan?

Tapi pada akhirnya semua itu fake alias palsu. Kalau ada anekdot yang mengatakan "hidup tidak seindah FTV." Tai itu tidak berlaku lagi. Sebagai gantinya, kamu bisa pakai kalimat "hidup tidak seindah yang ada di Instagram."

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.