BLACKPINK dan Orang Tua Konservatif


Ada sebuah cerita yang beberapa hari ini sering berseliweran di beranda Facebook saya. Yakni soal postingan seorang emak-emak memprotes iklan Shopee yang menayangkan empat "biduan" Korea Selatan bernama Blackpink. Isi protesnya ditunjukan pada pakaian yang mereka kenakan dianggap terlalu terbuka dan seksi. Bahkan si emak ini membuat sebuah petisi, mengajak emak-emak lain untuk memboikot iklan yang katanya tayang pada jam-jam film kartun.

Seruan ini menurut saya hal yang biasa dilakukan oleh orang tua yang pemikirannya kolot (konservatif). Atau para orang tua yang selama ini mungkin menerapkan prinsip hidup yang islami. Akses mereka terhadap budaya luar masih minim dibandingkan dengan generasi anak jaman now. Apalagi memang ada fakta yang mengatakan bahwa kini industri musik korea telah kehilangan 'adat ketimurannya' karena terlalu berkiblat pada role model dari para musisi barat. Lagipula, sikap konservatif itu bisa terjadi pada orang tua siapa saja, termasuk orang tua saya.

Pernah suatu hari, beberapa tahun silam, saya dan kakak saya menonton sebuah film barat. Kebetulan dalam film tersebut ada adegan wanita yang berpakaian minim. Kami tetap santai-santai saja menontonnya, tapi respon berbeda justru ditunjukan ayah saya. Beliau lantas memarahi kami. Kemudian ia mengeluarkan kepingan CD film itu dari DVD player, lalu memotong CD tersebut menjadi dua bagian dan melemparnya keluar rumah. Kami tahu beliau sangat marah.

Apa yang ayah saya lakukan sebenarnya bentuk ketakutan orang tua yang pemahamannya soal aurat belum sampai pada level yang moderat. Saya yang sejak kecil sudah terbiasa di cekoki oleh produk hiburan barat dari musik sampai film merasa apa yang dilakukan ayah saya berlebihan. Tapi saya menyadari tindakan ayah saya itu sebagai tindakan yang normal.

Orang tua konservatif memang cenderung berpikir bahwa untuk terhindar dari dosa a.k.a zinah mata, maka laki-laki tidak diperbolehkan melihat bagian-bagian tubuh wanita yang terbuka. Itu bisa jadi benar karena, misalnya, kesalahan soal tindak pemerkosaan sebetulnya disebabkan karena laki-laki yang tidak bisa menahan hawa nafsunya, bukan seratus persen kesalahan wanita dalam berpakaian. Sebab wanita yang pakaiannya tertutup sekalipun bisa berpeluang besar mendapatkan pelecehan seksual di tempat umum.

Tapi di beberapa negara paling liberal, syahwat laki-laki muncul bukan hanya karena pakaian tapi dari pikiran laki-lakinya sendiri. Jadi jika kita sebagai orang "tradisional" pergi ke sebuah pantai di Eropa lalu melihat wanita hanya menggunakan bikini, apa 'burung' kita akan tegang? Jika sebelumnya kita belum pernah melihat pemandangan seperti itu pasti 'burung'nya akan tegang luar biasa. Tapi lihat orang-orang Eropa, mereka tetap santai sambil berjemur di depan terik sinar matahari.

Jadi apa yang di anggap orang tua konservatif bilang sebagai 'pakaian minim akan merusak moral anak-anak' adalah sesuatu yang keliru. Sebab yang merusak sebenarnya ketidakmampuan seseorang untuk merubah pola pikirnya soal bagaimana melihat tubuh wanita.

Apalagi jika dihubungkan pada kemampuan seorang anak yang pemikirannya masih terbatas. Sedehananya, kita tidak bisa menghakimi wanita yang berpakaian terbuka hanya karena itu bisa menaikan syahwat atau libido laki-laki. Terlebih hanya pada seorang anak kecil.

Saya pernah menulis tulisan yang mengomentari video Geolive beberapa bulan yang lalu tentang sensor KPI, bahwa kecil kemungkinan seorang anak berumur 10 tahunan bisa berpikiran mesum atau setidaknya burungnya berdiri tegak cuma karena melihat paha atau dada wanita yang terbuka. Sebab pikiran anak-anak itu tidak sejorok dan semesum pikiran orang dewasa. Terkecuali jika anak itu memang sangean.

Jadi, daripada memboikot tayangan iklan Shopee karena dianggap 'vulgar', lebih baik ajarkan anak untuk menghormati wanita agar tidak terjadi lagi generasi laki-laki biadab yang senang memperkosa, melakukan pelecehan seksual baik secara fisik maupun verbal.

Seorang anak juga perlu diajarkan untuk berpikir jernih, tidak gampang terpikir dengan hal-hal mesum yang otaknya cuma ada di area selangkangan saja. Kalaupun masih takut dengan tayangan iklan seperti itu, ya jangan di tonton iklannya. Ganti channel atau kalau perlu matikan televisinya. Suruh anak beraktivitas diluar ruangan, bermain bersama teman-teman sebayanya. oppa Gus Dur saja pernah bilang: Gitu aja kok repot.

foto: kpopchart.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.