Untukmu Pecinta Kopi Kemasan

image via pixabay.com
Entah sejak kapan manusia suka dengan kopi. Konon, kopi sejak dulu digunakan untuk ‘mendidik’ manusia agar terbiasa menerima rasa pahit. Termasuk pahitnya kehidupan. Maka setiap kepahitan itu lahir dari masalah yang mendera, kita sudah terbiasa. begitu katanya.

Kanda adalah pecinta kopi. Lebih tepatnya kopi kemasan (kopi instant). Sebab kopi ini merupakan kopi yang mudah ditemui dan terjangkau oleh kalangan orang-orang kere. ada banyak kesamaan diantara para pecinta kopi pada umumnya, namun tidak ditemui dalam diri kanda.

Pecinta kopi selalu punya kebiasaan yang sama dengan mereka yang merokok, nongkrong, ngerumpi, main kartu remi. Jika sedang berkumpul, kopi akan banyak ditemui bersamaan dengan obrolan ngalor-ngidul bersama teman-teman nongkrong, disambut dengan kebulan asap rokok. Ditambah dengen kegiatan main kartu. 

Sedangkan kanda sendiri bukan perokok aktif, tidak suka juga dengan nongkrong, ngerumpi atau main kartu remi (samai saat ini saja kanda tidak tahu bagaiamana mainnya). Jadi bisa dibilang kanda adalah kategori pecinta kopi yang buruk karena tak memiliki korelasi dengan kebiasaan-kebiasaan para pecinta kopi pada umumnya.

Kopi kemasan tentu beda dengan kopi serbuk yang ada di Cafe. Kopi kemasan dianggap kopi kelas rakyat jelata karena harganya ekonomis. Tidak aneh kalau pecinta kopi ini lebih menjamur dan pangsa pasarnya lebih luas. 

Harganya yg ekonomis berbanding lurus dengan kualitas kopinya. Sebenarnya pecinta kopi kemasan tidak benar benar meminum kopi sebab bila kita cermat dan teliti, pada komposisi kopi kemasan kandungan kopinya kurang dari 10% saja. Sisanya campuran pengawet dan segala jenis bahan yang bisa menguatkan konsumen agar percaya bhawa “ini loh kopi asli”, padahal nyatanya konsumen cuma jadi korban marketing mereka.

Bagi pecinta kopi kemasan entah itu kemasan sachet atau botolan. Kopi Cafe yang di olah langsung dari biji kopinya adalah sebuah pemborosan. Sebagian dari Mereka menganggap kopi tersebut sebagai barang mahal yang perlu tak perlu dibayar. Untuk apa membeli kopi premium kalau kopi seharga seribu rupiah saja sudah memanjakan lidah dan tenggorokan. Hanya saja tentu kita sadar bahwa manfaat kopi tak akan benar benar terasa.

Pecinta kopi kemasan tidak benar benar dianggap sebagai pecinta kopi yang sesungguhnya karena selain ternyata kopinya ‘palsu’, mereka juga tidak punya pengalaman menerka berbagai jenis kopi yang mereka minum. Mereka cenderung setia dengan cita rasa kopi kemasan dengan merk yang sama. 

Misalnya, mereka suka kopi kapal api, maka dalam waktu yang lama mereka akan setia dengan merk kopi tersebut. Sama halnya, merek-merk lain macam Good Day, White Coffe, ABC EXO, semuanya punya penggemar fanatiknya sendiri yang tentu sulit berpindah kelain hati.

Nyatanya pecinta kopi kemasan sejati tidak akan pernah tahu apa itu kopi Espresso Con Panna, Flat White, Cortado, atau Affogato karena paling mentok kopi yang mereka minum kopi kemasan yang punya jargon ‘kopi ala Cafe’ walaupun entah Cafe mana yang mereka klaim.

Walaupun begitu, ada masa dimana pecinta kopi kemasan akan menemukan titik jenuhnya. Berhenti meminum kopi dan menjadi manusia normal seutuhnya. Kapan? Entah. Mungkin hanya dia dan Tuhan serta Upin-Ipin yang tahu.

Wallahualam, 15 Agustus 2017

8 komentar:

  1. ane doyan semua kopi gan, kemasan atau tidak semua tergantung saku hehe

    BalasHapus
  2. Wah saya prcinta coffee terutama Good day (baik botol / sachet)

    BalasHapus
  3. ane sebenarnya ga suka kopi, tapi suka kamu. iya kamu :D

    BalasHapus
  4. ane juga pecinta kopi gan..hehe

    BalasHapus
  5. saya lebih suka kopi racik sendiri, sesuai selera dan pastinya lebih mantappp :D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.