Pedofilia Ada di Sekitar Kita

Tidak seperti LGBT, ‘penyimpangan’ seksual seperti pedofilia jauh lebih berbahaya. Kalau LGBT biasanya didasari atas dasar suka sama suka. Jadi penyimpangannya jarang yang sampai masuk ke ranah hukum. Jadi lemah jika ada yang merasa dirugikan secara hukum dengan keberadaan mereka. kecuali jika mereka sampai melakukan tindak asusila.
pedofil
image via style.tribunnews.com
Sedangkan pedofil, kecil kemungkinan untuk dilakukan suka-sama-suka. kasus-kasus yang terangkat ke media justru yang bikin kita mengkhawatirkan. Kasus ini menimbulkan ketakutan bagi orang tua yang memiliki buah hati. Terutama orang tua yang tidak mau masa depan anak mereka menjadi menyimpang, karena konon korban pedofil akan menjadi pedofil juga di masa yang akan datang. 

Keberadaan seorang pedofil ini jadi fakta yang mengejutkan sekaligus lumrah ditemui salah satunya oleh kanda sendiri. Kanda pernah tidak sengaja masuk ke sebuah grup Facebook yang isinya para pecinta gadis-gadis dibawah umur ini. Saya pikir awalnya grup anime. Setelah saya ngeh, kanda tidak lantas keluar dari grup. Kanda membaca postingan demi postingan untuk sekedar memenuhi rasa penasaran.

Sungguh mengejutkan isinya. Ada yang mengaku menjalin hubungan dekat dengan gadis berumur 10 tahun, ada yang kasih tips bagaimana cara mendekati anak dibawah umur dan ada segundang pengalaman yang di share oleh mereka yang mengaku pedofil. 

Di lingkungan kanda, pernah kejadian seorang anak SMA yang menyodomi seorang anak SD. Korban ke-3 nya diam-diam melapor pada orang tuanya karena merasa lubang (maaf) anusnya sakit. Kadung bikin malu keluarga, akhirnya ia di ‘buang’ ke pesantren oleh orang tuanya.

Bertahun-tahun setelah itu, mantan guru ngaji saya waktu kecil dikabarkan di usir dari lingkungan komplek yang dulu pernah keluarga kanda tinggali. Katanya, ia telah menyodomi 2 murid sekolah agamanya. Sangat disayangkan, kenapa seseorang yang dianggap mumpuni soal moral agama malah melanggar moral itu sendiri.

kanda mulai mendalami keinginan tahuan soal pedofilia ini lewat sebuah novel klasik berjudul ‘Lolita’. Sialnya novel ini dilabeli novel dewasa dan saya membaca novel ini saat kelas 3 SMP. 

Seorang pedofil bisa saja kita temui di lingkungan terdekat kita. Sebagai kakak, tetangga atau bahkan orang tua wajib mewaspadai mereka. Beberapa tahun ini kita melihat pemberitaan soal kasus pedofilia. Pelakunya disinyalir banyak dilakukan oleh orang terdekat. Di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitar seperti lingkungan rumah.

Penting bagi kita untuk mengawasi pergaulan seorang anak yang wilayahnya masih dikerumi dunia bermain. Jangan sampai seorang anak mudah tertarik dengan orang-orang yang dicurigai sebagai pedofil. Tapi bukan berarti harus selalu berburuk sangka berlebihan.

Penting juga menasehati seorang anak agar jauh lebih terbuka kepada anggota keluarganya. Ajak mereka untuk bercerita hal apa yang mereka alami selama mereka di sekolah atau bermain dengan teman-teman mereka. Tanya, apakah ada orang dewasa yang memberikan perhatian berlebihan.

Ajarkan pada mereka tentang anggota tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Dan jika sentuhan itu terjadi tentu seorang anak harus mengetahui apa yang harus mereka  lakukan seperti menjauh atau memberi peringatan. Ajak mereka untuk bercerita siapa teman-tema sebaya dan siapa orang dewasa yang ia kenal dan ia temui setiap hari. Dengan begitu, kasus pedofilia yang mengancam anak-anak bisa dicegah sedini mungkin. 




2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.