Menghargai Cara Berpakaian Orang Lain

perbedaan cara berpakaian
Image via Flickr, Falth @101
Ada sebagian orang mengatakan penampilan bisa merepresentasikan seseorang. anak brandalan bisa dilihat dari pakaiannya yang urakan, anak orang kayah bisa dilihat dari pakaiannya yang mewah dan aksesoris yang mereka pakai serba emas. Tapi ada juga yang mengatakan penampilan bisa menipu. Berbaju agama, pakai peci, sorban, nyatanya cabul dan jual agama demi dunia. Ini oknum loh, tapi memang kenyataannya ada.

Dalam berbusana atau berpakaian, ada aturan kesopanan yang mengikat. Aturan terebut disesuaikan dengan nilai dan norma di masyarakat. Di beberapa daerah, memakai rok diatas lutut adalah tidak sopan, namun didaerah lain memakai rok diatas lutut dianggap lumrah bahkan di kalangan anak sekolah.

Adapun soal aturan berbusana seorang muslimah, di daerah yang berlandaskan syariat Islam seperti di Aceh, mereka harus menutup aurat menggunakan hijab yang menutupi bagian lekuk tubuh. Dalam kelompok muslimah ada juga yang memilih hanya berbusana sopan, tidak berhijab, dan ada pula yang menggunakan niqab atau cadar. 

Setiap orang punya kenyamanannya tersendiri. cara seseorang Berpakaian bisa di dorong dari mencotoh public figure yang mereka anggap sebagai role modelnya. Ada pula yang didorong karena aturan agama yang mereka yakini.

Dalam lingkungan sosial, sering ada perdebatan dan cemoohan. Ada yang memprotes wanita yang berpakaian terbuka karena dianggap seperti wanita ‘nakal’, ada juga yang bercadar lantas dianggap terlalu kuno dan konservatif. 

Bagi kanda, tidak masalah seseorang mau pakai pakaian bagaimana atau seperti apa asalkan masih dianggap ‘wajar’ dan tidak menganggu pandangan mata terutama kaum lelaki lacnat otak selangkangan. 

Kanda belajar untuk mengimplimentasikan rasa menerima atas apa yang orang lain pakai di tubuhnya. Alih-alih nyinyir dan malah dosa karena gibah. Lebih baik perlihatkan sikap menghargai karena setiap orang punya hak untuk berbusana apapun. Kalaupun merasa risih dengan gaya berpakaian orang lain, lebih baik menegur di depan, jangan di belakang. Apalagi di belakang gudang, sepi, berduaan, bermesraan dan terjadilah sesuatu yang tidak di inginkan. Wallahualam ga nyambung.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.