Gadis-gadis bercadar

gadir bercadar
via instagram @fitrianifakhrizal
Salah satu yang krusial dari seorang wanita masa kini adalah wajah (dan penampilan). Entah sudah berapa banyak uang yang telah dikeluarkan oleh wanita masa kini untuk menunjang penampilan. Wanita masa kini, hedonisnya bukan main. 

Wajah dipoles semenarik mungkin agar mendapat pujian dari banyak orang. Mendapat gelar cantik jelita cetar membahana lalu di upload di sosial media. dipolesnya pemutih wajah harga lima belas ribu rupiah. Bibirnya dibubuhi lipstik sehingga nampak seksi dan merah merona macam orang di cium setrika dan kedua halisnya pun diukir simetris dengan rumus matematika. 

Di sudut lain. Di ujung antah berantah. Terdapat wanita-wanita dengan senang hati menutupi itu semua. wajah-wajah cantik nan jelita mereka tutup dengan sebuah kain menutupi wajah serta tubuhnya.

Wahai pujangga.. lihatlah betapa noranya mereka! Mereka yang tampak seperti ninja, tak punya selera fashion yang berbeda. Tidak ada yang menarik yang bisa mereka perlihatkan kepada pria. Mereka tak akan bisa mendapat pujian, ‘kamu cantik sekaleehh..” seperti layaknya Raisa.

Tapi pujangga harus ingat, mereka korbankan itu semua demi seseorang yang berhak melihatnya. Mereka limited edition. Mereka seperti buku tanpa judul dan gambar. Mereka bisa dilihat cover-nya, tapi tidak dengan isinya. Mereka tidak tergoda untuk bisa lebih cantik dari artis korea. 

Ada yang mengatakan, mendapatkan mereka seperti membeli kucing di dalam karung. Bila beruntung, pujangga akan mendapatkan kucing angora atau persia. Bila sial, pujangga akan mendapat kucing kampung. Tapi pujangga harus ingat bahwa ada cobaan untuk bisa menerima, untuk bisa ikhlas dengan apapun kondisinya. Ketika pujangga sudah siap mendapatkannya, hayati yakin pujangga sudah siap dengan segalanya. Termasuk kemungkinan buruknya. Disini, pujangga akan diajarkan dengan yang namanya keikhlasan. Bukan sekedar meminang nafsu dan syahwat belaka. 

Hei! hei! para pujangga. Dengan rasa hormat, tanpa bermaksud menyudutkan atau menjelekkan kaum bercadar.. Bolehkan hayati bercerita? Bila pujangga ingin menikahi mereka, ingatlah pada keuangan pujangga. Bila gaji pujangga diberikan padanya, mereka bisa mengalokasikan gajinya dengan lebih berfaedah. Tak percaya? Mari ikut hayati bercerita..

Anggaplah pujangga percaya, bahwa wanita masa kini punya perhitungan sendiri tentang keuangan mereka. Bila pujangga kasih uang sejuta. Tiga ratus ribunya mereka belikan kosmetik dan pakaian berenda-renda. Bila pujangga menikahi wanita bercadar, pujangga bisa hemat tiga ratus ribu rupia. Uang sebesar itu bisa digunakan untuk  tambahan keperluan makan dan susu anak-anaknya. 
Setiap lebaran menjelma, pujangga tak perlu repot harus menyediakan waktu luang pergi ke Mall untuk berbelanja. Tak perlu cari produk fashion. Cukup sebuah pakaian syar’i baginya. paling beli sepatu, tas, dan segudang kebutuhan saja :)

Setiap ada acara kondangan, pujangga tak perlu repot menunggu berjam-jam hayati untuk sekedar dandan dan mencari pakaian apa yang cocok untuk dirinya. Cukup sebuah pakaian syar’i baginya. 

Diluar pertimbangan lain. Pujangga bisa menilai sendiri apa saja yang ada pada dirinya. Semua kembali pada pujangga. Sesungguhnya mereka juga manusia. dan apa yang mereka kenakan tidak jauh berbeda dengan wanita biasa. Hanya saja ‘jenis fashion’ nya yang berbeda.

Terduduk di karpet harimau, 14 oktober 2016


Diberdayakan oleh Blogger.